Serangakian dengan pelaksanaan KKN Tematik sebagaimana dimanatkan dalam Kurikulum Merdeka Kampus Merdeka. STKIP Citra Bakti Tahun ini melaksanaan KKN di Kabupaten Nagekeo. Oleh karena itu dipandang sangat perlu untuk menghadirkan orang nomor 1 di Kabupaten Nagekeo.
Kehadiran Sang Bapak Bupati diharapkan bisa menyampaikan program-program prioritas sehingga program-program KKN mahasiswa STKIP Citra Bakti sesuai dengan kebutuhan dilapangan.
Berlangsung di Auditorium STKIP Citra Bakti (24/11), dengan gaya yang khas sang Bupati mampu membius peserta kuliah dengan aksi-aksinya yang memikat. Di awal, sebelum acara resmi pembukaan, Bupati mengambil alih “mic” sang penyayi kemudian bak layaknya superstar, beliau menyanyi.
Kontan saja sikap ini menimbulkan tepuk tangan yang meriah. Atmospir ruangan pun berubah seketika, dari dingin, kaku menjadi panas, ramai dan penuh semangat.
Setelah acara pembukaan usai dengan sambutan dari Ketua STKIP Citra Bakti, Dr. Dek Ngurah Laba Laksana, M.Pd yang disambung dengan sambutan Ketua Yapentri, Wilfridus Muga, S.E., M.Pd.
Tibalah saatnya Bupati Nagekeo sebagai Narasumber yang dimoderatori oleh salah satu dosen STKIP Citra Bakti, Prisko.
Gaya penampilan dan cara membawakan materi memang diluar dugaan, sang bupati tidak mau duduk dan mengambil kendali suasana dengan membawakan materi dengan berdiri.
Bukan saja berdiri, beliau keliling mengitari audien, sehingga membuat pusing kameramen. Bagaimana tidak kamera yang sudah di setel pada posisi tertentu tidak bisa menangkap gambar sang bupati yang bergerak lincah.
Hampir selama 3 jam sang bupati memberikan materi di aula STKIP Citra Bakti, sungguh diluar dugaan. Ada pemateri sekaliber kepala daerah yang betah memberikan materi selama itu. Heran, karena di tengah-tengah jadwal yang ketat, terbatas Bupati Negekeo memberikan pelayanan kepada masyarakat (mahasiswa, dosen dan pengawai) berupa wejangan-wejangan yang mampu meningkatkan kualitas pribadi mahasiswa. Sehingga ada yang menyeletuk, “ini baru pemimpin. Pemimpin yang melayani, tanpa merasa terpaksa berbagi dengan sesama”.
Sadar atau tidak, konsep pemimpin yang demikian seperti disampaikan Napoleon Hill dalam bukunya yang sangat terkenal itu. Dimana konsep pemimpin yang memimpin dengan melayani, ikhlas, tidak memaksa (otoriter) akan memperoleh simpati dari pengikutnya. Dibandingkan dengan pemimpin yang tidak ihklas, memaksa, menciptakan ketakutan tentu tidak akan menimbulkan simpati pengikutnya. Lambat laun tipe pemimpin yang terakhir akan ditinggalkan pengikutnya.