“Wisudawan tidak boleh berhenti belajar setelah wisuda. Wisudawan dituntut untuk terus belajar sepanjang hayat dengan mengasah kompetensi dan keterampilan yang dimiliki, khususnya di bidang IT.” Ketua STKIP Citra Bakti Ngada, I Wayan Komang.(edit Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd)
Mataloko, Flores Pos — Sebanyak 120 mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Citra Bakti Ngada diwisuda di Aula STKIP Citra Bakti Ngada, Jumat (27/9).
Rapat senat terbuka wisuda angkatan kelima STKIP Citra Bakti Ngada dibuka oleh Ketua STKIP Citra Bakti Ngada, I Wayan Komang, didampingi segenap anggota senat.
Hadir pada kesempatan tersebut, Bupati Ngada Paulus Soliwoa dan Pemimpin DPRD Kabupaten Ngada yang diwakili Anggota DPRD Kabupaten Ngada, Hilarius Muga.
Hadir juga Dandim 1625 Ngada Letkol Inf. I Made Suartawan dan sejumlah pemimpin Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Ngada, Anggriani, selaku Kepala Tata Usaha Dikti Wilayah VIII, Ketua Yayasan Pendidikan Citra Masyarakat Mandiri (Yapentri), wisudawan dan wisudawati bersama orang tua, para dosen, dan undangan.
120 lulusan yang diwisuda tersebut terdiri dari 3 program studi (Prodi) masing-masing 34 orang dari Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR), 54 orang dari Prodi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan 32 orang dari Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Hadapi Tantangan
Ketua STKIP Citra Bakti Ngada, I Wayan Komang, dalam sambutannya usai mewisuda lulusan STKIP Citra Bakti Ngada angkatan kelima tersebut mengatakan, walaupun telah menyelesaikan studi, tantangan masih akan terus ada.
Tantangan selanjutnya adalah bagaimana dapat mengamalkan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk kemajuan masyarakat.
“Medan di lapangan jauh lebih rumit daripada di kampus, terlebih pada era revolusi 4.0,” ujarnya.
Dirinya tetap yakin bahwa lulusan STKIP Citra Bakti Ngada dapat menghadapi tantangan tersebut. Dengan kompetensi dan keterampilan yang telah terasah selama ini, tentunya lulusan STKIP Ngada mampu menghadapi tantangan tersebut.
Terus Belajar
I Wayan Komang meminta wisudawan untuk tidak boleh berhenti belajar setelah wisuda. Wisudawan dituntut untuk terus belajar sepanjang hayat dengan mengasah kompetensi dan keterampilan yang dimiliki, khususnya di bidang IT.
“Jika hal ini sungguh-sungguh dihayati dan diterapkan dalam kehidupan, maka Saudara akan selalu dapat memenangkan persaingan kerja secara sehat di mana pun Saudara berada,” ajaknya.
Ia juga berpesan agar lulusan STKIP Citra Bakti dapat menjaga nama baik almamater dengan selalu berpikir, berkata, dan berbuat yang baik.
“Jangan pernah melupakan almamater karena almamater telah turut meningkatkan kualitas diri Saudara,” ungkapnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para orang tua/wali wisudawan yang telah mempercayakan putra-putrinya untuk dididik STKIP Citra Bakti.
Tetap Berjuang
Sementara itu, Maria Verni Dhone, dalam sambutan mewakili wisudawan mengatakan, kesuksesan menjadi seorang sarjana ini dilalui dengan perjuangan yang tidak kecil.
“Tidak ada kehidupan yang berjalan mulus. Ada banyak godaan yang nyaris membuat mahasiswa meninggalkan bangku kuliah dan turut memudarkan cita-cita, bahkan menghancurkan harapan.”
“Namun semua itu telah dilalui dan menjadi pengalaman berarti,” ujar lulusan Prodi Pendidikan Anak Usia Dini berpredikat cum laude dengan IPK 3,94 ini.
Ia juga berpesan kepada mahasiswa STKIP Citra Bakti Ngada yang masih menjalankan pendidikan agar terus berjuang menjadi manusia yang kaya akan pengalaman dan tidak pernah berhenti pada kertas putih.
“Kita mesti membuktikan bahwa kita mampu menjadi cendekiawan yang lahir dari rahim STKIP Citra Bakti,” katanya.
Maria Verni Dhone juga menyampaikan terima kasih kepada semua elemen yang telah mendukung penyelenggaraan pendidikan hingga akhirnya diwisuda.
Siapkan Mental
Sementara itu, Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VIII, I. Nengah Dasi Astawa, dalam sambutannya yang dibacakan Anggriani selaku Kepala Tata Usaha Dikti Wilayah VIII meminta para wisudawan mempersiapkan mental dan berbagi kecakapan supaya tetap eksis dalam menghadapi dan menikmati gelombang persaingan.
Menurutnya, penguasaan terhadap berbagai multi kecakapan di era MEA dan global saat ini menjadi kewajban.
Penguasaan multi kecakapan seperti itu sebetulnya belum menjamin suatu keberhasilan, tetapi paling tidak bisa menjadi bagian dari ‘permainan’ dalam dinamika pembangunan di tingkat lokal, nasional maupun internasional.Penulis: Wim de RozariEditor: Selo Lamatapo (sumber Florespost. Berita ini telah tayang di florespost 27 September 2019