STKIP Citra Bakti hadir di bumi Ngada untuk menjawab tantangan global yakni tersedianya Sumber Daya Manusia yang unggul, kompetitif dan berdaya saing global. Selain itu keberadaanya untuk menjawab tuntutan perluasan pemerataan pendidikan yang mana beberapa dekade sebelumnya lembaga pendidikan terpusat di Pulau Jawa.
Lahirnya STKIP Citra Bakti Ngada diawali dengan membangun kemitraan antara Yayasan Citra Masyarakat Mandiri (YCMM) Ngada dan Universitas Katolik Widya Mandira Kupang pada tahun 2005 dengan menyelenggarakan program D II PGSD sebagai kelas paralel.
Hubungan kerjasama dengan Unwira tidak dapat dilanjutkan karena tidak mendapat ijin penyelenggaraan maka Program PGSD D – II Unwira di Bajawa dialihkan ke STKIP St. Paulus Ruteng berdasarkan keputusan Dirjen Dikti. Pengalihan ini memberikan harapan yang besar bagi Pemerintah Daerah terhadap lembaga ini.
Sejak pengalihan itu, berbagai upaya dilakukan agar pelaksanaan kelas Paralel STKIP St. Paulus Ruteng di Bajawa dapat berjalan normal termasuk menyediakan sarana dan prasarana penunjang pendidikan serta tenaga pengajar. Proses perkuliahan pun menggunakan sistem tatap muka setiap hari seperti halnya di kampus induk. Sayangnya, Tahun Akademik 2006/2007, STKIP St. Paulus Ruteng menyatakan keberatan untuk melakukan penerimaan mahasiswa baru di Kelas Paralel Bajawa dan hanya dapat menyelesaikan mahasiswa yang ada. STKIP St. Paulus Ruteng dapat menerima mahasiswa di Kelas Paralel Bajawa bila mendapat persetujuan dari Dirjen Dikti di Jakarta.
Pihak yayasan mengambil langkah cepat untuk menyelamatkan lembaga ini dengan menggandeng Pemerintah Ngada dan DPRD Kabupaten Ngada. Semua pihak bersepakat dalam peningkatan mutu dan jumlah guru menjadi tanggung jawab bersama dengan mendirikan sebuah Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan dalam bentuk STKIP di Kabupaten Ngada.
Usulan pendirian STKIP di Kabupaten Ngada oleh YCMM Ngada dan Pemerintah Kabupaten Ngada dilakukan sejak tahun 2006. Menanggapi permohonan pendirian STKIP di Kabupaten Ngada, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi melalui Direktur Ketenagaan meminta agar Program Studi D-II PGSD yang diusulkan oleh YCMM berafiliasi dengan LPTK yang memiliki ijin penyelenggaraan D-II PGSD untuk menjadi induk UPP. Berdasarkan permintaan tersebut YCMM Ngada melakukan kerja sama dengan STKIP St. Paulus Ruteng yang memiliki Program D-II PGSD untuk menjadi Induk UPP dan menyediakan tenaga dosen serta berbagai sarana prasarana perkuliahan dan penunjang perkuliahan.
Tekad untuk mendirikan lembaga pendidikan tinggi belum pupus, maka YCMM Ngada kembali mengajukan permohonan pendirian UPP Program Studi D-II PGSD di Kabupaten Ngada, kemudian menyetujui pembentukan Unit Pelaksana Program (UPP) Program Studi D-II PGSD STKIP St. Paulus Ruteng di Kabupaten Ngada melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 159/D/O/2006 Tanggal 7 Agustus 2006.
Semenjak dibentuk sebagai UPP Program Studi D-II PGSD STKIP St. Paulus Ruteng di Kabupaten Ngada, telah dilangsungkan wisuda mahasiswa sebanyak 1 (satu) kali dan jumlah mahasiswa yang saat itu mengikuti kuliah sebanyak 370 orang dengan perincian mahasiswa reguler 225 Orang dan Guru sebanyak 145 orang. Untuk kelas guru, kegiatan perkuliahan dilakukan selama 1 (satu) minggu untuk materi 1 (satu) bulan.
Seiring dengan tuntutan Undang – Undang Guru dan Dosen yang berwajibkan guru berijazah S1 / D-IV, YCMM Ngada bersama Pemerintah Kabupaten Ngada kembali berupaya untuk membuka STKIP di Kabupaten Ngada sebagai kelanjutan dari UPP Program Studi D-II PGSD STKIP St. Paulus Ruteng di Kabupaten Ngada. Jurusan / Program Studi yang diusulkan adalah Jurusan / Program Studi PGSD Jenjang S1 dan Jurusan / Program Studi PJOKR jenjang S1.
Perjalanan panjang dan melelahkan harus dilalui oleh STKIP Citra Bakti Ngada. Tak ada perjuangan yang sia-sia. Buah-buah perjuangan itu dipetik pada setiap tahunnya. Dari rahim Citra Bakti Ngada, lahir para pendidik dan pemimpin masa depan. Hingga tahun ini, STKIP Citra Bakti Ngada telah menyelenggarakan Wisuda IV, Sabtu (13/10/2018). Hadir pada acara tersebut Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi, sekaligus memberikan sambutan mewakili pemerintah Provinsi NTT.
Dalam sambutannya, dihadapan 107 wisudawan-wisudawati, orang dan tamu undangan, Nae Soi menyampaikan proficiat kepada wisudawan-wisudawati. Ia menggarisbawahi tentang peradaban suatu bangsa ditentukan oleh budaya. Budaya ditentukan oleh pendidikan. Pendidikan memiliki nilai-nilai yang bisa diimplementasikan di tengah masyarakat.
Ia menyampaikan bersama Viktor Laiskodat dan dirinya bertekad untuk mengirim 2000 anak muda NTT per tahun mengikuti vocation training. Ia menghimbau anak muda NTT harus belajar terus, belajar bahasa asing sebisa dan sebanyak mungkin.
Dirinya bersama Gubernur NTT Viktor Laiskodat bertekad 5 tahun kedepan akan tunjukkan kepada Indonesia kalau NTT bukan yang terbodoh atau terbelakang. Untuk itu, pemerintah NTT dibawah nahkoda Viktor-Josef akan melakukan transformasi komponen-komponen dalam pendidikan di NTT.
Nae Soi juga mengajak para sarjana untuk bekerja jujur dan bekerja cerdas. Kebenaran dan kejujuran sejati harus dibawa terus kemana saja mereka (para sarjana, red) berada.
Pada kesempatan yang istimewa tersebut, Gubernur II menawarkan 10 mahasiswa atau dosen STKIP Citra Bhakti Ngada untuk melanjutkan studi keluar negeri.
Berita ini telah tayang di Kupang Online 13 Oktober 2018